Ketika mereka menjadikan anak adalah harta terindah dan berharga dalam hidupnya, akupun menjadikan mereka adalah harta terindah dan paling berharga yang pernah aku miliki juga anugerah terindah yang pernah Tuhan berikan dalam hidup ku.
Aku sepatutnya berterimakasih atas orang tua yang aku miliki. Entah bagaimana aku mengungkapkannya dengan kata-kata, namun kasih sayang dan pengorbanan mereka mebesarkan dan merawat aku tidak dapat ku definisikan.
Pesan dan nasihat ayah selalu membuat aku tersadar seberapa penting aku baginya, memintaku untuk selalu menjaga diri baik-baik. Selalu mengingatkan aku untuk menjadi anak yang membanggakan orang tua bukan hanya dalam hal prestasi, namun ketika ia mendengar kabar baim tentang ku melalui mulut orang lain sudah membuatnya bangga. Itu berarti ia berhasil mendidik anaknya dalam bersikap.
Ayah selalu mengingatkan aku untuk selalu mejadi orang yang mandiri, bertanggung jawab, orang yang disiplin dan sopan kepada setiap orang. 2 kutipan dari seorang penulis yang dikenal dengang Kang Maman (Maman Suherman),
“Seorang ayah ingin anaknya untuk mandiri karena bila kami sudah tiada iya ingin anaknya dapat menghadapi semua masalahnya sendiri, bukan karena iya tak mau tapi karena iya menginginkan yang terbaik untuk yang terbaik dalam hidupmu.”
Baginya hal itu adalah bekal ketika suatu hari aku akan berada di tempat yang memaksaku untuk berbaur dengan orang-orang yang beragam karakternya. Ketika suatu saat keadaan memaksaku untuk terpisah dari ayah dan Ibu untuk mencari jati diri. Untuk menjalani kehidupan yang lebih keras lagi menghadapi banyak orang dan menjalani hidup mandiri demi masa depan ku.
Sebagai penutup,
“Pelukan seorang ayah mungkin tidak dapat memelukmu seerat dan sehangat pelukan sang bunda karena iya takut akan menyakitimu dan ia takut terlalu mencintaimu hingga dia tidak akan sanggup untuk melepaskanmu, namun ia tidak akan pernah ragu untuk menjagamu tanpa pernah memikirkan itu.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar